Connect with us

International

University of North Blue

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius.

Published

on

Photo: Shutterstock

Kurikulum POLITIK IND di University of North Blue mencakup berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan politik, pemerintahan, hukum, dan hubungan internasional. Mahasiswa akan mempelajari sejarah politik Indonesia, teori politik, analisis kebijakan publik, serta etika dan tanggung jawab sosial. Selain itu, program ini juga menawarkan berbagai mata kuliah pilihan yang memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi minat spesifik mereka, seperti diplomasi, politik luar negeri, dan manajemen konflik.Praktikum lapangan juga menjadi bagian integral dari pengalaman belajar, di mana mahasiswa dapat terlibat langsung dengan lembaga pemerintahan, LSM, dan organisasi internasional. Melalui magang dan proyek penelitian, mahasiswa akan mendapatkan wawasan praktis yang berharga serta membangun jaringan profesional yang akan mendukung karir mereka di masa depan.

Fasilitas dan Kegiatan Ekstrakurikuler

University of North Blue dilengkapi dengan fasilitas modern yang mendukung kegiatan akademik dan penelitian. Ruang kelas yang dirancang dengan baik, perpustakaan yang kaya akan sumber daya, dan pusat teknologi informasi memberikan mahasiswa akses yang diperlukan untuk mendalami studi mereka. Selain itu, kampus ini juga menyediakan ruang diskusi dan forum untuk debat dan dialog terbuka, yang merupakan aspek penting dalam pendidikan politik.Kegiatan ekstrakurikuler juga sangat dianjurkan, dengan berbagai organisasi mahasiswa yang berfokus pada politik dan isu sosial. Mahasiswa dapat bergabung dengan klub debat, organisasi mahasiswa, dan lembaga penelitian yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam diskusi yang mendalam serta menyusun kebijakan dan inisiatif sosial.

International

Isu Hak Asasi Manusia Di Era Modern : Tantangan Global Dan Upaya Menuju Kesetaraan

Published

on

Hak asasi manusia (HAM) adalah fondasi mendasar bagi kehidupan manusia yang bermartabat dan berkeadilan. Diakui secara universal melalui Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) pada tahun 1948, HAM mencakup hak-hak dasar seperti kebebasan, keadilan, kesetaraan, dan martabat tanpa diskriminasi. Namun, meskipun telah ada kemajuan besar dalam penegakan HAM, tantangan global terus muncul di era modern, memperlihatkan bahwa perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan masih jauh dari selesai.

Artikel ini akan mengeksplorasi berbagai isu HAM yang dihadapi dunia saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggaran HAM, serta upaya internasional dan lokal untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara.


Tantangan Global dalam Penegakan HAM

1. Diskriminasi Berbasis Identitas

Diskriminasi berbasis ras, gender, agama, etnis, dan orientasi seksual tetap menjadi tantangan besar dalam penegakan HAM. Meskipun banyak negara telah memberlakukan undang-undang anti-diskriminasi, banyak kelompok marginal masih menghadapi perlakuan tidak adil.

  • Rasisme: Kasus seperti gerakan Black Lives Matter di Amerika Serikat menunjukkan bahwa diskriminasi rasial masih menjadi masalah serius bahkan di negara maju.
  • Kesetaraan Gender: Wanita di banyak negara masih menghadapi kesenjangan upah, kekerasan berbasis gender, dan keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
  • LGBTQ+ Rights: Di beberapa negara, komunitas LGBTQ+ menghadapi kriminalisasi, stigma sosial, dan kekerasan.

2. Krisis Pengungsi dan Migrasi

Konflik, perang, dan perubahan iklim telah memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka. Menurut UNHCR, ada lebih dari 35 juta pengungsi di seluruh dunia pada tahun 2023. Banyak dari mereka menghadapi pelanggaran HAM, termasuk penahanan tanpa proses hukum, eksploitasi, dan akses terbatas terhadap kebutuhan dasar.

3. Kebebasan Berekspresi dan Media

Di era digital, kebebasan berekspresi sering kali terancam oleh penyensoran, kriminalisasi kritik terhadap pemerintah, dan serangan terhadap jurnalis. Menurut Reporters Without Borders, kebebasan pers menurun di banyak negara, terutama di kawasan yang dilanda konflik atau di bawah rezim otoriter.

4. Eksploitasi Tenaga Kerja

Buruh anak, perbudakan modern, dan kondisi kerja yang tidak manusiawi masih menjadi masalah di banyak negara. Industri seperti mode cepat (fast fashion) dan teknologi sering dikritik karena memanfaatkan tenaga kerja murah di negara berkembang.

5. Hak atas Lingkungan yang Bersih

Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan mengancam hak dasar manusia, seperti air bersih, udara bersih, dan kehidupan yang sehat. Komunitas adat sering menjadi korban utama eksploitasi sumber daya alam yang mengancam tanah dan budaya mereka.

6. Teknologi dan Privasi

Perkembangan teknologi digital membawa tantangan baru terhadap HAM, terutama terkait dengan privasi dan keamanan data. Penyalahgunaan data pribadi oleh perusahaan atau pemerintah dapat membahayakan hak individu.


Faktor yang Memengaruhi Pelanggaran HAM

  1. Ketidakstabilan Politik
    Konflik bersenjata, kudeta, dan rezim otoriter sering kali mengabaikan HAM untuk mempertahankan kekuasaan.
  2. Ketimpangan Ekonomi
    Kesenjangan antara kaya dan miskin memperburuk akses terhadap hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
  3. Budaya dan Tradisi
    Dalam beberapa kasus, praktik budaya tertentu berbenturan dengan prinsip HAM, seperti pernikahan anak atau mutilasi genital perempuan.
  4. Kurangnya Kesadaran
    Di beberapa wilayah, pelanggaran HAM terjadi karena masyarakat tidak sepenuhnya memahami hak-hak mereka atau bagaimana menuntut keadilan.

Upaya Global untuk Penegakan HAM

1. Peran PBB dan Organisasi Internasional

PBB melalui Dewan Hak Asasi Manusia (UNHRC) memainkan peran penting dalam mempromosikan dan melindungi HAM di seluruh dunia. Lembaga ini mengawasi implementasi perjanjian internasional, seperti Konvensi Hak Anak (CRC) dan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW).

2. Mahkamah Internasional

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bertanggung jawab untuk mengadili pelaku kejahatan perang, genosida, dan pelanggaran berat lainnya.

3. Kampanye dan Advokasi

Organisasi non-pemerintah seperti Amnesty International dan Human Rights Watch terus mengadvokasi perlindungan HAM dan mendokumentasikan pelanggaran untuk mendorong perubahan kebijakan.

4. Teknologi untuk HAM

Platform digital kini digunakan untuk mengadvokasi HAM, meningkatkan kesadaran, dan menggalang dukungan internasional. Media sosial, misalnya, telah memainkan peran penting dalam mengungkap pelanggaran HAM dan mendorong aksi global.


Langkah Lokal dalam Penegakan HAM

Selain upaya global, pendekatan lokal juga penting untuk menangani isu HAM secara kontekstual:

  1. Pendidikan HAM
    Mengintegrasikan pendidikan HAM dalam kurikulum sekolah untuk meningkatkan kesadaran sejak dini.
  2. Kebijakan Nasional
    Negara-negara perlu memperbarui undang-undang mereka untuk mencerminkan standar HAM internasional, termasuk perlindungan terhadap kelompok rentan.
  3. Kolaborasi Komunitas
    Kelompok masyarakat lokal dapat memainkan peran penting dalam melindungi hak-hak komunitas mereka melalui advokasi dan aksi kolektif.
  4. Akses ke Keadilan
    Memberikan akses yang lebih mudah ke sistem peradilan bagi masyarakat marginal adalah langkah penting untuk memastikan pelanggaran HAM dapat ditangani secara adil.

Masa Depan HAM: Menuju Kesetaraan Global

Perjuangan untuk HAM adalah proses yang terus berlangsung. Di masa depan, beberapa tren yang dapat membantu memajukan HAM meliputi:

  1. Kesadaran Global yang Lebih Tinggi
    Dengan meningkatnya pendidikan dan konektivitas digital, masyarakat global semakin menyadari pentingnya HAM.
  2. Kolaborasi Multilateral
    Kerja sama antarnegara dan organisasi internasional akan tetap menjadi kunci untuk mengatasi tantangan HAM lintas batas.
  3. Teknologi yang Mendukung HAM
    Inovasi teknologi seperti blockchain dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelanggaran HAM.
  4. Inklusi dan Keberagaman
    Penekanan pada inklusi sosial dan penghormatan terhadap keberagaman budaya akan membantu menciptakan dunia yang lebih adil.

Isu hak asasi manusia di era modern mencerminkan kompleksitas dunia yang terus berubah. Meskipun ada banyak tantangan, upaya kolektif dari individu, komunitas, pemerintah, dan organisasi internasional telah membawa kemajuan yang signifikan. Perjuangan untuk HAM adalah upaya berkelanjutan yang membutuhkan kerja sama, pendidikan, dan kesadaran global.

Dengan komitmen bersama, dunia dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih adil, setara, dan bermartabat bagi semua. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga HAM, baik melalui aksi kecil maupun kontribusi besar yang membawa perubahan positif.

Continue Reading

International

Ancang-Ancang Filipina Sambut Terpidana Mati Mary Jane Dari Indonesia

Published

on

Filipina tengah bersiap untuk menyambut kepulangan Mary Jane Veloso, seorang terpidana mati asal Filipina yang telah lama dihukum di Indonesia atas kasus penyelundupan narkoba. Setelah bertahun-tahun menjalani hukuman, kabar tentang kebebasan Mary Jane menggembirakan keluarga dan masyarakat Filipina. Keputusan pembebasan ini menjadi bagian dari hasil diplomasi yang melibatkan kedua negara, dan kini Filipina menantikan kembalinya Mary Jane setelah bertahun-tahun berada di penjara Indonesia.

Latar Belakang Kasus Mary Jane Veloso

Mary Jane Veloso, seorang wanita asal Filipina, ditangkap pada April 2010 di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, Indonesia, karena kedapatan membawa 2,6 kilogram heroin dalam kopernya. Ia mengklaim bahwa narkoba tersebut dijahitkan di dalam koper tanpa sepengetahuan dirinya. Kasus ini menjadi perhatian internasional, mengingat Mary Jane mengaku menjadi korban dalam sebuah sindikat penyelundupan narkoba yang memanfaatkannya.

Mary Jane adalah putri bungsu dari lima bersaudara yang lahir dari keluarga miskin. Untuk menghidupi dirinya dan dua anaknya, ia pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Dubai, Uni Emirat Arab. Namun, setelah mengalami pelecehan seksual dari majikannya, ia memutuskan untuk kembali ke Filipina. Di sana, seorang teman keluarganya menawarkan pekerjaan sebagai ART di Malaysia. Setelah tiba di Malaysia, Mary Jane diberitahu bahwa pekerjaan tersebut sudah tidak tersedia, dan akhirnya diminta untuk terbang ke Indonesia.

Di Indonesia, ia dititipi koper dengan upah USD 500. Sayangnya, setibanya di Yogyakarta, Mary Jane ditangkap dengan barang bukti heroin yang ditemukan di koper tersebut. Setelah melalui proses hukum yang panjang, Mary Jane dijatuhi hukuman mati atas dakwaan penyelundupan narkoba.

Penolakan Grasi dan Proses Hukum

Upaya hukum untuk membebaskan Mary Jane, termasuk pengajuan grasi, berulang kali gagal. Presiden Indonesia, Joko Widodo, melalui Keputusan Presiden (Keppres) pada 30 Desember 2014 menolak permohonan grasi Mary Jane bersama 11 terpidana mati lainnya. Bahkan pada April 2015, ketika eksekusi mati sudah dekat, tim pengacara Mary Jane mengajukan Peninjauan Kembali (PK), yang juga ditolak.

Mary Jane pun dipindahkan dari Lapas Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta ke Lapas Nusakambangan pada 24 April 2015 untuk menjalani persiapan eksekusi. Namun, eksekusi mati yang seharusnya dilakukan pada 29 April 2015 mendadak dibatalkan. Nama Mary Jane tidak termasuk dalam daftar terpidana mati yang dibawa ke tempat eksekusi. Keputusan ini membawa perubahan besar dalam hidup Mary Jane, yang akhirnya bisa tetap hidup dan menunggu kesempatan untuk bebas.

Kebebasan Mary Jane Veloso: Hasil Diplomasi yang Menyentuh Hati

Pada 20 November 2024, kabar bahwa Mary Jane Veloso akan dibebaskan diumumkan oleh Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, melalui akun media sosialnya. Dalam pengumuman tersebut, Marcos menyebutkan bahwa Filipina telah berhasil menunda eksekusi Mary Jane melalui jalur diplomasi yang panjang. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Indonesia atas keputusan ini, mengingat Mary Jane akan segera pulang ke Filipina setelah lebih dari satu dekade berada di penjara Indonesia.

“Mary Jane Veloso pulang. Kami berhasil menunda eksekusinya cukup lama sehingga mencapai kesepakatan yang akhirnya membawanya kembali ke Filipina,” tulis Presiden Marcos dalam unggahannya. Selain itu, Presiden Marcos juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia, khususnya kepada Presiden Prabowo Subianto, atas niat baik yang telah ditunjukkan. Dia menegaskan bahwa kebebasan Mary Jane merupakan simbol persahabatan yang kuat antara kedua negara.

Kemenangan Diplomasi dan Solidaritas Internasional

Presiden Marcos mengakui bahwa Mary Jane memang harus bertanggung jawab atas tindakannya menurut hukum Indonesia. Namun, ia juga menyoroti bahwa Mary Jane adalah korban dari kemiskinan yang memaksanya untuk mengambil keputusan yang mengubah hidupnya. Kisah Mary Jane menjadi simbol bagi banyak orang yang terperangkap dalam kemiskinan dan memilih jalan yang salah karena terdesak keadaan.

Proses panjang diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Filipina akhirnya membuahkan hasil. Setelah lebih dari satu dekade, kesepakatan antara Filipina dan Indonesia tercapai, yang memungkinkan Mary Jane kembali ke tanah airnya. Presiden Marcos mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini dan menyebutnya sebagai kemenangan yang menunjukkan solidaritas internasional antara kedua negara.

“Setelah lebih dari satu dekade diplomasi dan konsultasi dengan pemerintah Indonesia, kami berhasil menunda eksekusinya cukup lama untuk mencapai kesepakatan untuk akhirnya membawanya kembali ke Filipina,” ujar Presiden Marcos dengan penuh rasa syukur.

Menanti Kembalinya Mary Jane ke Filipina

Filipina kini bersiap untuk menyambut kepulangan Mary Jane, yang akan menjadi momen yang penuh haru bagi keluarganya dan masyarakat Filipina. Kembalinya Mary Jane setelah bertahun-tahun di penjara di Indonesia tidak hanya mengakhiri perjalanan hukum yang panjang, tetapi juga memberi harapan bagi banyak orang yang terperangkap dalam situasi sulit. Keputusan ini juga menggarisbawahi pentingnya diplomasi dan kerjasama internasional dalam menyelesaikan kasus-kasus yang melibatkan hukum lintas negara.

Dalam beberapa waktu ke depan, Mary Jane akan kembali ke Filipina, di mana ia akan disambut dengan pelukan hangat dari keluarga dan negara. Kembalinya Mary Jane bukan hanya kemenangan bagi dirinya, tetapi juga simbol perdamaian dan solidaritas yang berhasil dibangun antara Indonesia dan Filipina.

Continue Reading

International

Tantangan dan Peluang dalam Politik Internasional

Published

on

Politik internasional adalah arena yang dinamis dan kompleks, di mana negara-negara berinteraksi satu sama lain dalam konteks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ekonomi, budaya, dan keamanan. Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah mengalami perubahan signifikan yang membawa tantangan dan peluang baru dalam politik internasional. Artikel ini akan membahas tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia, serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan nasional dan global.

1. Tantangan dalam Politik Internasional

a. Ketidakstabilan Geopolitik

Salah satu tantangan utama dalam politik internasional adalah ketidakstabilan geopolitik yang disebabkan oleh konflik bersenjata, terorisme, dan persaingan kekuatan besar. Ketegangan antara negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan China, menciptakan ketidakpastian yang dapat memengaruhi stabilitas global. Konflik di wilayah-wilayah tertentu, seperti Timur Tengah dan Asia Tenggara, juga menambah kompleksitas hubungan internasional.

b. Perubahan Iklim dan Krisis Lingkungan

Perubahan iklim merupakan tantangan global yang tidak dapat diabaikan. Dampak dari perubahan iklim, seperti bencana alam, kenaikan permukaan laut, dan kekurangan sumber daya, mempengaruhi keamanan dan stabilitas negara-negara di seluruh dunia. Negara-negara harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini, tetapi seringkali terdapat perbedaan kepentingan yang menghambat upaya kolaboratif.

c. Ketidaksetaraan Ekonomi dan Sosial

Ketidaksetaraan ekonomi dan sosial di antara negara-negara, serta di dalam negara itu sendiri, menjadi tantangan yang signifikan. Negara-negara berkembang sering kali menghadapi kesulitan dalam mengakses sumber daya dan teknologi yang diperlukan untuk berkembang. Ketidaksetaraan ini dapat memicu ketegangan sosial dan politik, yang pada gilirannya dapat memengaruhi stabilitas internasional.

d. Krisis Kesehatan Global

Pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa rentannya sistem kesehatan global dan dampaknya terhadap politik internasional. Krisis kesehatan ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga ekonomi dan hubungan antarnegara. Negara-negara harus berkolaborasi untuk mengatasi tantangan kesehatan global, tetapi sering kali terdapat persaingan dalam distribusi vaksin dan sumber daya medis.

2. Peluang dalam Politik Internasional

a. Kerjasama Multilateral

Meskipun ada banyak tantangan, kerjasama multilateral menawarkan peluang untuk mengatasi masalah global. Organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan ASEAN, memberikan platform bagi negara-negara untuk berdialog dan bekerja sama dalam isu-isu penting. Melalui kerjasama ini, negara-negara dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan mengatasi tantangan bersama.

b. Inovasi dan Teknologi

Kemajuan teknologi memberikan peluang baru dalam politik internasional. Inovasi dalam bidang komunikasi, transportasi, dan energi dapat meningkatkan efisiensi dan memperkuat hubungan antarnegara. Misalnya, teknologi digital memungkinkan negara-negara untuk berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan, serta memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih cepat dan efektif.

c. Diplomasi Ekonomi

Diplomasi ekonomi menjadi semakin penting dalam politik internasional. Negara-negara dapat memanfaatkan hubungan ekonomi untuk memperkuat posisi mereka di panggung global. Melalui perjanjian perdagangan dan investasi, negara-negara dapat menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diplomasi ekonomi juga dapat membantu mengurangi ketegangan dan membangun kepercayaan antarnegara.

d. Kesadaran Global terhadap Isu Lingkungan

Ada peningkatan kesadaran global terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim, yang menciptakan peluang bagi negara-negara untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan keberlanjutan. Konferensi internasional, seperti COP (Conference of the Parties), memberikan platform bagi negara-negara untuk berkomitmen pada tindakan konkret dalam mengatasi perubahan iklim. Kesepakatan global, seperti Perjanjian Paris, menunjukkan bahwa kolaborasi internasional dapat menghasilkan hasil yang positif.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 www.politik-und-recht.net